Engine Instrument adalah instrument yang dirancang untuk mengukur parameter operasi pada
engine pesawat. Biasanya digunakan untuk
mengukur kuantitas, tekanan, dan indikasi suhu.
Dalam instrument ini juga termasuk instrument untuk mengukur kecepatan engine. Engine Instrument yang paling umum adalah Fuel and Oli Quantity, Pressure Gauges, Tachometers, dan Temperature Gauges. Engine Instrument sering ditampilkan atau diletakkan di tengah kokpit
sehingga mudah terlihat oleh pilot dan co-pilot. Engine Instrument akan dibahas secara unik melihat dari dua perbedaan utama pada engine pesawat yang menggunakan sistem Liquid Cooled dan Air Cooled, dan pesawat yang dilengkapi dengan Fixed
Pitch Propeller dan Constant
Speed Propeller. Satu perbedaan lain yang akan dibahas yaitu
antara sebuah pesawat dengan turbo
supercharged dan supercharger.
Mempelajari Pesawat Terbang adalah sesuatu yang baru didalam dunia saya. Seperti mempelajari hati kekasih saya, begitu pula mempelajari pesawat terbang, rumit tapi asyik. Setelah mempelajari Pesawat Terbang, kali ini Fisika menjadi sesuatu yang menarik dalam hidup saya. Blog ini akan memuat tentang pendidikan kejuruan Teknologi Penerbangan, Fisika, dan beberapa bahasan serta tugas didalam bidang pendidikan.
Kamis, 31 Oktober 2013
Senin, 01 Juli 2013
FLIGHT INSTRUMENT 2
lanjutan...
1.
Air Speed Indicator
Flight Instrument
Dasar
Gambar 3. Six Basic
Flight Intruments
Air Speed Indicator
Instrumen Air
Speed Indicator digunakan untuk menunjukkan kecepatan pesawat saat terbang.
Kecepatan pesawat yang diukur adalah kecepatan relatif terhadap udara
disekitarnya. Kecepatan udara diukur dengan mengukur perbedaan tekanan udara.
Tekanan udara diperoleh dengan menggunakan sistem Pitot-Static. Pada pengaturan
dasar T, instrument ini terletak di sebelah kiri atas (lihat gambar 3).
Kecepatan pesawat diukur dalam satuan Knots.
Gambar 4. Air Speed
Indicator
Arti
warna busur Putih pada Gambar diatas merupakan jangkauan operasi lipatan. Ujung
bawah tanda menunjukkan Vso (Stall Speed
dalam konfigurasi pendaratan). Atas
busur putih mewakili Vfe (Maximum Flap Extended Speed). Operasi di atas Vfe akan menyebabkan kerusakan
pada sistem tutup. Stall Speed selalu tetap sama terlepas dari ketinggian pesawat. Stall Speed menunjukkan kecepatan udara. Contoh: Vso adalah selalu sama di ketinggian 1000 atau
10.000. Arti warna busur Hijau merupakan daerah kecepatan operasi normal. Bagian
atas busur adalah Vno (Maximum Structural
Cruising Speed). Di udara/cuaca yang kasar/tidak menentu, pesawat harus selalu perlu untuk menjamin kecepatan
dalam daerah warna hijau. Ujung bawah busur hijau
disebut Vs1
(Stalling Speed in a specific
configuration). Biasanya,
yaitu konfigurasi saat cruise.
Arti
warna busur Kuning
merupakan daerah kecepatan hati-hati. Terbang dengan kecepatan dalam busur kuning hanya diperbolehkan saat di udara/cuaca halus/bagus saja. Terbang dalam kecepatan di busur kuning selama kondisi turbulen/aliran udara yang tidak stabil dapat menyebabkan kerusakan struktur atau kegagalan.
Arti warna busur Merah merupakan kecepatan yang berbahaya atau
diusahakan tidak
pernah melebihi kecepatan ini, disebut juga VNE (Velocity Never Exceed). Kecepatan
yang sangat lebih dari garis merah akan
menyebabkan kerusakan struktural atau
kegagalan dan dapat menyebabkan fenomena aerodinamis destruktif
yang disebut "flutter." Permukaan kontrol yang berdebar
akan hancur dalam hitungan detik. Jangan terbang
melewati VNE.
Air
Speed Indicator digunakan oleh pilot
dalam semua fase penerbangan,
dari take-off, memanjat/climb, posisi stabil (lurus)/cruise, menurun/descent, dan mendarat/landing untuk
mempertahankan kecepatan yang khusus untuk jenis pesawat dan kondisi operasi
yang ditetapkan dalam Manual Operasi. Selama penerbangan instrumen, Air
Speed Indicator digunakan untuk tambahan/bantuan
dari Instrumen Artificial Horizon
sebagai alat acuan untuk kontrol pitch selama climb, descent, dan belokan/turns. Air Speed
Indicator juga digunakan dalam
perhitungan mati, di mana waktu, kecepatan, dan bantalan/bearing yang digunakan untuk navigasi tidak memiliki alat bantu seperti NDBs (Non-Directional Beacon), VORs (VHF Omnidirectional Range),
atau GPS (Global Position
System).
ENGINE INSTRUMENT 2
Lanjutan ....
Gambar 6. Supercharger
Untuk meningkatkan horse power mesin ini, produsen telah mengembangkan sistem
supercharger dan turbosupercharger yang memampatkan udara
masuk untuk meningkatkan densitas. Pesawat dengan sistem ini memiliki pengukur
tekanan bermacam-macam, yang menampilkan bermacam-macam Manifold Absolute Pressure (MAP) dalam intake manifold pada engine. Pesawat biasanya mengalami kehilangan manifold pressure
pada saat climb dan akhirnya mencapai ketinggian di mana
MAP tidak cukup untuk melakukan climb. Batas ketinggian adalah service ceiling pada pesawat, dan secara
langsung dipengaruhi oleh kemampuan engine untuk menghasilkan tenaga. Jika induksi udara
masuk pada engine yang
bertekanan, atau didorong, baik oleh
suatu supercharger atau turbosupercharger, maka service ceiling pada pesawat dapat
ditingkatkan.
Supercharger adalah sebuah pompa udara engine-driven atau kompresor yang meningkatkan manifold pressure dan memadatkan campuran bahan bakar/udara ke dalam silinder.
Semakin tinggi manifold pressure, semakin padat campuran bahan bakar/udara,
sehingga dapat
menghasilkan kekuatan engine yang lebih. Dengan kemampuan normal engine, tidak mungkin untuk memiliki manifold pressure tinggi dari tekanan atmosfer yang ada di mana itu
dilakukan selama terbang. Supercharger mampu meningkatkan tekanan di
atas 30 inci Hg. Sebuah supercharger digerakkan oleh engine melalui gear train pada satu
kecepatan, dua kecepatan, atau kecepatan variabel. Selain itu, supercharger dapat memiliki satu atau
lebih stages. Setiap stages memberikan
peningkatan tekanan. Oleh karena itu, supercharger dapat diklasifikasikan
sebagai satu stages, dua stages, atau multistage, tergantung pada berapa kali proses
kompresi terjadi.
Beberapa engine dengan radial besar dikembangkan selama Perang
Dunia II telah memiliki satu stages hingga dua kecepatan supercharger.
Dengan jenis supercharger, impeller
tunggal dapat dioperasikan pada dua kecepatan. Kecepatan rendah impeller sering
disebut sebagai low blower setting, sementara kecepatan tinggi impeller
disebut high blower setting. Pada engine yang dilengkapi dengan dua kecepatan supercharger, tuas atau switch di kokpit akan mengaktifkan kopling minyak yang dioperasikan beralih dari satu kecepatan
ke yang lain.
Gambar 6. Supercharger
Metode yang paling efisien untuk
meningkatkan horse power pada engine reciprocating adalah dengan penggunaan turbosupercharger, seperti yang biasa
disebut turbocharger. Sebuah
kelemahan dari engine gear-driven
supercharger adalah bahwa mereka
menggunakan sejumlah besar output daya engine untuk meningkatkan jumlah daya yang mereka hasilkan. Masalah ini dapat
dihindari dengan penggunaan turbocharger, karena turbocharger didukung oleh exhaust gases sebuah engine. Ini berarti turbocharger merekoveri energi dari hot exhaust gases yang memiliki
kemungkinan akan hilang/tidak
terpakai. Turbocharger meningkatkan induksi tekanan udara engine, yang memungkinkan mesin untuk meningkatkan ketinggian pada permukaan laut atau lebih besar horse power pada ketinggian yang lebih tinggi. Turbocharger terdiri dari dua elemen utama yaitu turbin dan kompresor.
FLIGHT INSTRUMENT 1
1.
Materi Pokok
Flight Instrument
Gambar 1. Flight
Instruments dalam Pesawat Terbang
2.
Uraian Materi
Pendahuluan
Ada 2 (jenis) penerbangan yaitu Visual Flight Rules (VFR) dan Instrument Flight Rules (IFR). VFR yaitu penerbangan yang bergantung pada kemampuan Pilot dengan melihat dan menghindari prosedur atau melakukan Dead Reckoning. Dead Reckoning adalah proses memperkirakan posisi pesawat terbang dengan menempatkan posisi berdasarkan kecepatan, waktu, dan jarak yang harus ditempuh. Istilah ini digunakan pada Navigasi Maritim dan mengacu pada mengitung posisi yang relatif terhadap suatu bidang yang statis didalam air.
Pendahuluan
Ada 2 (jenis) penerbangan yaitu Visual Flight Rules (VFR) dan Instrument Flight Rules (IFR). VFR yaitu penerbangan yang bergantung pada kemampuan Pilot dengan melihat dan menghindari prosedur atau melakukan Dead Reckoning. Dead Reckoning adalah proses memperkirakan posisi pesawat terbang dengan menempatkan posisi berdasarkan kecepatan, waktu, dan jarak yang harus ditempuh. Istilah ini digunakan pada Navigasi Maritim dan mengacu pada mengitung posisi yang relatif terhadap suatu bidang yang statis didalam air.
Pesawat terbang mula-mula
menggunakan instrument penerbangan yang sedikit atau bahkan tidak ada sama
sekali. Sehingga penerbangan tidak dapat dilakukan pada saat cuaca buruk, jika
dipaksakan untuk melakukan penerbangan maka itu sangat beresiko dan berbahaya.
Penentuan arah, ketinggian, dan kemiringan pesawat berbelok ke arah mana
ditentukan pada kemampuan penginderaan dan perkiraan Pilot menggunakan
penandaan dan Dead Reckoning. Seperti
yang dilakukan oleh Pesawat Terbang yang digunakan untuk mengantar surat
melalui udara pada malam hari dan dalam segala cuaca. Pilot tersebut melakukan Dead Reckoning hingga harus melihat
keluar kokpit melalui Windshield.
Sedangkan, IFR yaitu
penerbangan yang bergantung pada Pilot dan Air Traffic Controller (ATC), dengan
menggunakan instrumen penerbangan untuk membantu Pilot mengetahui kondisi, rute
pesawat, atau kondisi cuaca. Tahun 1920 baru dikembangkan Instrumen baru untuk
pesawat terbang. Instrumen baru tersebut dibuat untuk menampilkan informasi dan
mengontrol orientasi pesawat selama penerbangan. Tanggal 24 September 1929,
penerbangan buta pertama dilakukan oleh Jimmy Doolittle menggunakan instrument
penerbangan yang ada tanpa lagi melakukan Dead
Reckoning dan melihat keluar kokpit.
Instrumen penerbangan
pertama yang digunakan oleh Jimmy Doolittle adalah : (1) Visual Radio Direction
Finder, instrument ini menggunakan sistem getaran untuk mengarahkan Pesawat,
semakin dekat Pesawat dengan penanda Beacon maka semakin intens/sering getaran
yang timbul; (2) Altitute Indicator atau Artificial Horizon, instrumen ini
menunjukkan orientasi pesawat terbang dalam kaitannya dengan permukaan tanah,
bagaimana sayap pada posisi miring, apakah posisi hidung pesawat nampak ke atas
(nose up), bawah (nose down), dan rata atau setingkat (nose level); dan (3)
Barometrik Altimeter, menunjukkan seberapa jauh pesawat di atas permukaan
tanah, dengan sensitifitas mencatat waktu dan jarak.
Penggunaan instrumen sebagai
bantuan didalam penerbangan ini memungkinkan pilot untuk mengoperasikan pesawat dengan lebih tepat, sehingga performa maksimal dan keamanan dapat ditingkatkan. Hal ini terutama berlaku ketika terbang dengan jarak yang lebih besar/jauh. Meskipun Produsen Instrumen Penerbangan telah membuat dan
mengembangkan instrumen penerbangan yang
diperlukan dengan baik, namun pilot tetap bertanggung
jawab untuk mengetahui bagaimana instrumen penerbangan tersebut beroperasi sehingga mereka dapat digunakan secara efektif. (Reilly
Burke, 2005). Dalam rangka keamanan untuk pesawat terbang
apapun, pilot harus memahami bagaimana
mengerti dan mengoperasikan instrumen
penerbangan. Pilot juga harus mampu mengenali kesalahan
yang terjadi dan malfungsi dari instrumen tersebut. Ketika pilot
dapat memahami bagaimana masing-masing instrumen bekerja dan ketika rusak, ia
dapat dengan aman menggunakan
potensi instrumen yang ada dengan sepenuhnya. (FAA Handbook – Flight Instruments).
Minggu, 09 Juni 2013
Pengertian Pesawat Terbang
Pengertian Pesawat terbang menurut Wikipedia yang diambil dari "Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan" adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri[2]. Secara umum istilah pesawat terbang sering juga disebut dengan pesawat udara atau kapal terbang atau cukup pesawat dengan tujuan pendefenisian yang sama sebagai kendaraan yang mampu terbang di atmosfer atau udara. Namun dalam dunia penerbangan, istilah pesawat terbang berbeda dengan pesawat udara, istilah pesawat udara jauh lebih luas pengertiannya karena telah mencakup pesawat terbang dan helikopter.
Sementara didalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan pun ditegaskan pengertian Pesawat Udara yaitu adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan. Sehingga dapat dibedakan secara jelas mengenai perbedaan pesawat udara dan pesawat terbang.
Sementara didalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan pun ditegaskan pengertian Pesawat Udara yaitu adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan. Sehingga dapat dibedakan secara jelas mengenai perbedaan pesawat udara dan pesawat terbang.
Langganan:
Postingan (Atom)