TUGAS PERTEMUAN
II
MATA KULIAH:
ORIENTASI BARU
DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN VOKASI
Dosen Pengampu: Dr.
Bambang, D.P., M.Pd.
“ANALISIS HASIL PENELITIAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA OLEH ADE
YUSMAN”
Oleh: Yohannes
Agatha Engel, ST.
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER –
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN (S2 – PTK)
FAKULTAS TEKNIK – PPs – UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013
“ANALISIS HASIL
PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
OLEH ADE YUSMAN”
I.
Pengantar
Analisis
ini dilakukan oleh penulis pada hasil penelitian yang telah disusun oleh Yusman
(2010) dengan Judul Penelitian: “Pengaruh
Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Pokok
Bahasan Gerak (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMK Bakti Idhata Cilandak,
Jakarta Selatan)”. Penelitian yang dilakukan oleh Yusman (2010) ini
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar sarjana pendidikan
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta. Analisis ini sendiri dilakukan penulis untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah: Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan yang diampu oleh Dr. Bambang
D.P., M.Pd.
Sistematika
penulisan pada penelelitian ini merujuk pada penelitian kuasi eksperimen. Dalam
materi kuliah: Proses Penelitian Pendidikan yang disampaikan oleh Prof. Dr.
Basuki Wibawa (dalam mata kuliah Metodologi Penelitian), penelitian eksperimen
termasuk dalam penelitian komparatif yang merupakan salah satu penelitian yang
merujuk pada penelitian kuantitatif.
Pada
Bab I ada enam (6) sub-bab yang menjadi pendahuluan daripada penelitian ini.
Sub-bab tersebut adalah: Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Pembatasan
Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat Penelitian.
Pada
Bab II mengenai Deskripsi Teoritis, Kerangka Pikir, dan Hipotesis ada empat (4)
sub-bab, yaitu: Deskripsi Teoritis, Penelitian Yang Relevan, Kerangka Pikir,
dan Perumusan Hipotesis.
Pada
Bab III berupa Metodologi Penelitian yang meliputi: Metode Penelitian, Waktu
dan Tempat Penelitian, Desain Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel
Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, dan Teknik Analisa
Data.
Pada
Bab IV berupa Hasil dan Pembahasan, antara lain: Hasil Pretest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol, Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Hasil Kontrol,
Rekapitulasi, Pengujian Persyaratan Analisisi Data, Hasil Observasi, dan
Penambahan Hasil Penelitian.
Pada
Bab V memuat tentang Penutup berupa Kesimpulan dan Saran
Analisis
ini dibatasi pada pembahasan tentang penelitian yang dilakukan oleh Yusman
(2010) menggunakan model pembelajaran inkuiri tanpa membahas materi yang
diajarkan atau yang diujikan dalam penelitian ini serta model atau metode lain
yang dijabarkan.
II.
Analisis
Pendahuluan
Latar
belakang penelitian yang dilakukan oleh Ade Yusman, S.Pd., ini didasarkan pada
sebuah permasalahan yang terjadi pada siswa-siswi (khususnya SMK Bakti Idhata)
yang sangat sulit dalam memahami mata pelajaran Fisika. Untuk itu, Yusman
(2010) menyatakan bahwa untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan suatu
model pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk mempelajari Fisika.
Yusman, 2010, menegaskan pula bahwa model pembelajaran yang digunakan haruslah
sesuai dengan tujuan serta jenis materi yang diajarkan. Dalam hal ini, Yusman
(2010) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri sangat tepat digunakan dalam
permasalahan seperti ini.
Melihat
latar belakang permasalahan maka menurut Yusman ditemukan lima (5) Identifikasi
masalah, yaitu:
1.
Adanya pendapat dari siswa yang
beranggapan bahwa materi fisika merupakan materi yang sulit dipelajari.
2.
Model pembelajaran yang dilakukan oleh
guru pada umumnya hanya berupa ceramah.
3.
Guru terlihat sulit dalam memilih model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan serta jenis materi yang
diajarkan.
4.
Guru belum mampu menciptakan proses
pembelajaran dengan suasana yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa
menjadi bosan dan kurang termotivasi.
5.
Proses pembelajaran fisika hanya
menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum melalui penyampaian materi semata
sehingga hasil belajar siswa rendah.
Agar
Penelitian berjalan dengan baik maka Yusman (2010) melakukan pembatasan masalah
pada penelitian ini yang dibatasi oleh tiga (3) hal, yaitu: (1). Pembahasan
model pembelajaran inkuiri hanya pada mata pelajaran fisika dengan pokok
bahasan tentang gerak; (2). Tes hasil belajar berupa ranah kognitif saja; dan (3).
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar untuk dijadikan analisis dibatasi
pada penerapan model inkuiri bebas yang dimodifikasi.
Perumusan
masalah didasari dari identifikasi dan pembatasan masalah maka penelitian ini
dirumuskan dalam pernyataan: “Bagaimana pengaruh model pembelajaran inkuiri
terhadap hasil belajar siswa siswa pada pokok bahasan gerak.” (Yusman, 2010). Oleh
karena itu, tujuan penelitian ini menurut Yusman (2010) adalah untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penerapan inkuiri pada hasil
belajar siswa.
Manfaat
Penelitian ini seperti dicatat oleh Yusman (2010) adalah sebagai berikut:
1.
Sebagai bahan input yang menjadi dasar
dalam proses pembelajaran bagi Pihak Sekolah agar menyarankan kepada guru-guru
untuk melakukan model dan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran.
2.
Sebagai input alternatif penggunaan
metode inkuiri bagi guru untuk menyusun rencana pembelajaran dalam mengajar
fisika sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menunjang
prestasinya.
3.
Sebagai input penolong bagi siswa untuk
meningkatkan pemahaman dan hasil belajarnya dalam materi pelajaran fisika.
4.
Sebagai informasi tentang pengaruh
penerapan model inkuiri terhadap hasil belajar siswa bagi peneliti.
III.
Analisis
Kajian Teori
Untuk menunjang penelitiannya, maka ada beberapa
kajian teori yang dicatat oleh Yusman (2010) dalam Sub-Bab II.1., yaitu mengenai
Deskripsi Teoritis. Yusman (2010) mendeskripsikan teori tentang model
pembelajaran, model pembelajaran inkuiri, metode pembelajaran konvensional,
hasil belajar fisika, dan materi ajar tentang gerak lurus. Kajian tentang model
pembelajaran inkuiri dijelaskan secara sub-sub bab menjadi pengertian,
pembagian, langkah-langkah pelaksanaan, dan keunggulan dan kelemahan inkuiri..
Adapun teori-teori yang digunakan oleh Yusman (2010)
dalam deskripsi teoritis ini adalah sebagai berikut:
1.
Teori Tentang Model.
Menurut Alberta (dalam Yusman, 2010)
-yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Alberta, Focus on Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry-based
Learning. (Alberta Learning, Alberta, Canada. 2004) Chapter 2/7- model
adalah deskripsi atau representasi fisik yang meningkatkan pemahaman tentang
sesuatu yang tidak dapat diamati secara langsung.
2.
Teori Tentang Model Pembelajaran.
a. Menurut
Marsha (dalam Yusman, 2010) –yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Weil,
Marsha. Personal Models of Teaching,
(Prentice Hall, inc., Englewood Clifs, New Jersey) h.2- menyatakan bahwa model
pembelajaran adalah pedoman dalam membentuk aktifitas pembelajaran serta
lingkungan.
b. Menurut
Syah (dalam Yusman, 2010) –yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Muhaibin
Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung:
PT. Remaja Rosdkarya, 1997) h.189- menyatakan bahwa model pembelajaran adalah blue print dari mengajar yang direkayasa
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan dan
pedoman perencanaan dan pelaksanaan pengajaran serta evaluasi hasil
belajar.
c. Menurut
Trianto (dalam Yusman, 2010) –yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan
Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h.1- menyatakan bahwa
model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran di kelas atau dalam
tutorial.
Trianto (dalam Yusman, 2010)
menyatakan bahwa suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi
kriteria: Valid, Praktis, dan Efektif. Yusman, 2010, berlandaskan pada
deskripsi teoritis tentang model pembelajaran pun menyatakan hal senada yaitu
model pembelajaran pada dasarnya adalah suatu rencana atau pola pendekatan yang
mempunyai ciri-ciri khusus yang direkayasa untuk desain pembelajaran dalam
mencapai tujuan yang isinya meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran.
3.
Teori Tentang Model Pembelajaran Inkuiri
a. Senada
dengan materi kuliah: konstruktivisme yang dijelaskan oleh Dr. Bambang D.P.,
M.Pd.; Susilo –yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Susilo, Inquiry in English For Young Learness Class:
Enhancing Children’s Creativity and Critical Thinking. (Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran, ISSN 0215 9341, Februari 2004) h.35- (dalam Yusman, 2010) pun
menyatakan bahwa inkuiri merupakan sebuah model pembelajaran yang diambil dari
konsep teori konstruktivisme.
b. Menurut
Schmidt, 2003 –yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Herfis, “Pembelajaran Inkuiri,” artikel diakses
pada tanggal 29 Oktober 2009 dari http://herfis.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-inkuiri.html.-
(dalam Yusman, 2010) menyatakan bahwa inkuiri adalah proses memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau dengan eksperimen
untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan/rumusan
masalah dengan kemampuan berpikir kritis dan logis.
c. Alberta
-yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Alberta, Focus on Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry-based Learning.
(Alberta Learning, Alberta, Canada. 2004) Chapter 1/1- (dalam Yusman, 2010)
mendefinisikan inkuiri sebagai proses pembelajaran dimana siswa ikut terlibat
dalam proses tersebut, merumuskan pertanyaan, menyelidiki secara luas dan
kemudian membangun pemahaman baru, sehingga menjadi jawaban atas pertanyaan
siswa, dan mengembangkan solusi tersebut
untuk menguatkan suatu sudut pandang.
d. Teori
lain dikemukakan oleh National Science
Education Standards -yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Diane Jass
Ketelhut, Inquiry Learning in Multi-User
Virtual Environments, (Harvard Graduate School of Education) h.1- (dalam
Yusman, 2010) memandang inkuiri dengan dua pendapat, yaitu: (1). Kemampuan
siswa mengembangkan rancangan dan melakukan investigasi ilmiah serta pemahaman
akan hakikat penemuan ilmiah dan (2). Strategi belajar mengajar yang menguasai
konsep ilmiah melalui investigasi.
Ada tiga (3) macam cara model
pembelajaran inkuiri menurut Sunand dan Trownbridge, 1973, yang dijelaskan
dalam pembagian inkuiri oleh Mulyasa (dalam Yusman, 2010), yaitu: (1). Inkuiri
Terpimpin (guide Inquiry), dengan
adanya pedoman mengenai cara penyusunan, pencatatan data, perencanaan, dan
perumusan masalah dibuat oleh guru untuk peserta didik sesuai kebutuhannya; (2).
Inkuiri Bebas (free inquiry), dengan
melibatkan peserta didik dalam suatu kelompok sesuai pembagian tugasnya untuk
melakukan penelitian bebas layaknya ilmuwan; dan (3). Inkuiri Bebas yang
dimodifikasi (modified free inquiry),
dengan guru memberikan masalah dan peserta didik diminta untuk memecahkan
masalah tersebut melalui observasi, eksplorasi, dan prosedur penelitian yang
diajarkan.
Langkah-langkah pelaksanaan inkuiri
menurut Gulo yang dikutip oleh Trianto (dalam Yusman, 2010) adalah sebagai
berikut:
a. Mengajukan
pertanyaan atau permasalahan.
Guru menulis masalah di papan tulis dan membimbing
siswa/kelompok untuk mampu mengidentifikasi masalah.
b. Merumuskan
hipotesis.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa/kelompok dan
membimbing siswa/kelompok untuk memberikan pendapat dalam membentuk suatu
hipotesis relevan dan menjadi prioritas investigasi bersama.
c. Mengumpulkan
data.
Guru memberikan kesempatan dan membimbing
siswa/kelompok untuk menentukan dan mengurutkan langkah-langkah
percobaan/penyelesaian masalah yang sesuai dengan rumusan hipotesis.
d. Analisis
data.
Guru membimbing siswa/kelompok untuk menemukan
informasi dalam percobaan/penyelesaian masalah.
e. Membuat
kesimpulan.
Guru memberikan kesempatan kepada setiap
siswa/kelompok untuk memaparkan hasil pengolahan data dan menyimpulkannya.
Kelebihan dari model pembelajaran
inkuiri disimpulkan dari dua pernyataan menurut Amin, 1987, dan Roestiyah, 2008
(dalam Yusman, 2010) adalah:
a. Mendorong
siswa agar dapat berpikir dan bekerja atas inisiatif diri sendiri, bersikap
jujur, objektif, dan terbuka.
b. Menciptakan
suasana akademik yang merangsang belajar dan mendukung pembelajaran berpusat
pada siswa.
c. Membantu
siswa mengembangkan konsep diri yang positif, sehingga siswa mengerti tentang
konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.
d. Meningkatkan
harapan akan kesempatan siswa untuk mengembangkan ide agar dapat menyelesaikan
tugas dengan caranya sendiri, intuitif, belajar mandiri, dan merumuskan
hipotesisnya sendiri.
e. Mengembangkan
bakat atau kecakapan/keterampilan individual siswa secara optimal.
f. Memberikan
kepuasan hasil belajar siswa yang bersifat intrinsik.
g. Menghindari
gaya belajar menghafal yang biasa dilakukan siswa dan menggunakana ingatan dan
transfer pada situasi belajar yang lebih hidup.
h. Memberikan
waktu kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Adapun kekurangan model pembelajaran inkuiri menurut
Rostiyah dalam Yusman (2010), adalah:
a. Diperlukan
waktu yang banyak untuk menerapkan inkuiri sehingga sangat tidak sesuai bila
digunakan pada sekolah dengan sistem jadwal pembelajaran yang kaku.
b. Tidak
bisa digunakan pada semua bidang mata pelajaran.
c. Masih
banyak siswa lebih suka pada cara belajar tradisional.
d. Masih
banyak siswa yang tidak mau terlibat dalam proses berpikir didalam inkuiri.
Penelitian yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ade Yusman, S.Pd., ini tercatat ada dua (2)
dalam Yusman, 2010, yaitu: (1). Penelitian oleh Ade Nofi Lastari dengan judul
penelitian: “Pengaruh Metode Pembelajaran
Inkuiri terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa.” dan (2). Widyawati dengan
judul penelitian: “Pembelajaran
Konstekstual Berbasis Inkuiri terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa.”
Kerangka pikir penelitian ini dalam
Yusman, 2010, berawal dari adanya masalah penelitian yang kemudian melalui
penerapan model inkuiri akan diketahui apakah terdapat kesesuaian antara kajian
teori dengan hasil penelitian. Jika iya, maka hasil penelitian telah sesuai
dengan kajian teori dan langkah selanjutnya adalah memberikan kesimpulan. Namun
jika tidak, maka hasil penelitian tidak sesuai dengan kajian teori dan langkah
selanjutnya adalah menganalisis lebih lanjut kemungkinan adanya kesalahan
prosedur penelitian dalam penerapan model inkuiri atau kemungkinan lainnya.
Hipotesis Nihil dari penelitian ini
adalah tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri padas siswa. Hal ini
berarti diperoleh hasil yang sama saja antara penerapan model inkuiri dengan
konvensional. Sedangkan, hipotesis alternatif dari penelitian ini adalah
terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri pada siswa. Hal ini berarti sebaliknya
dengan hipotesis nihil, dimana hasil belajar siswa dengan model inkuiri
diperoleh lebih besar dari model konvensional.
IV.
Analisis
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini adalah perbandingan dari hasil
belajar yang terdapat pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas control.
Kelas eksperimen adalah siswa kelas X MM 1 dan kelas control adalah siswa kelas
X MM 2. Kelas eksperimen adalah kelas yang akan diajar dengan menggunakan model
inkuiri dan kelas control akan diajar secara konvensional.
Berdasarkan data pretest diperoleh sebagai berikut:
Tabel 1. Perbandingan Hasil Pretest
No.
|
Hasil
Pretest
|
Kelas
Eksperimen
|
Kelas
Kontrol
|
1
|
Nilai Terendah
|
20
|
15
|
2
|
Nilai
Tertinggi
|
40
|
40
|
3
|
Nilai
Rata-Rata Kelas
|
42,6
|
42,7
|
4
|
Persentase
Nilai diatas Nilai Rata-Rata
|
55%
|
47,5
|
5
|
Persentase
Nilai dibawah Nilai Rata-Rata
|
45%
|
52,5%
|
Berdasarkan data posttest diperoleh sebagai berikut:
Tabel 2. Perbandingan Hasil Posttest
No.
|
Hasil
Pretest
|
Kelas
Eksperimen
|
Kelas
Kontrol
|
1
|
Nilai Terendah
|
40
|
35
|
2
|
Nilai
Tertinggi
|
75
|
70
|
3
|
Nilai
Rata-Rata Kelas
|
59
|
53,7
|
4
|
Persentase
Nilai diatas Nilai Rata-Rata
|
50%
|
45,16
|
5
|
Persentase
Nilai dibawah Nilai Rata-Rata
|
50%
|
54,84%
|
Dari
analisis hasil penelitian melalui Tabel 1 dan 2 terlihat bahwa hasil penelitian
Yusman, 2010, membuktikan bahwa hasil belajar siswa pada kedua kelas tersebut
mengalami peningkatan. Namun, dapat diamati bahwa kelas eksperimen mengalami
peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Setelah itu dilakukan pengujian
persyaratan analisis data sebelum dilakukan uji analisis data, seperti: Uji
Normalitas dan Uji Homogenitas. Dari hasil uji normalitas diperoleh bahwa kedua
data berdistribusi normal (Yusman, 2010). Hasil uji homogenitas penelitian ini menyatakan
bahwa kedua data homogeny (Yusman, 2010). Karena uji persyaratan analisis data
menghasilkan distribusi normal dan homogen maka dalam Yusman, 2010, digunakan rumus
uji t untuk analisis data atau hipotesisnya. Hasil uji analisisnya adalah
menerima data hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nihil. Sehingga hal
ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terhadap
hasil belajar fisika siswa.
Dari Tabel 4.4. pada penelitian yang
dilakukan Yusman, 2010, menunjukkan bahwa 70,31% jumlah indikator yang
tercapai, diperoleh dari hasil observasi. Indikator yang dilakukan dalam
observasi tersebut meliputi: 12 Indikator Orientasi Siswa pada Masalah, 8
Indikator Mengorganisasikan siswa untuk belajar, 20 Indikator Membimbing
Penyelidikan Individu maupun Kelompok, 12 Indikator Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, dan 12 Indikator Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan
Masalah.
Penelitian yang dilakukan oleh
Yusman, 2010, terbagi kedalam lima (5) pertemuan. Pertemuan pertama untuk
meneliti kemampuan siswa melalui pretest. Pertemuan kedua, ketiga, keempat,
kelima menerapkan proses pembelajaran inkuiri, posttest, dan melakukan
observasi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri
dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Yusman, 2010). Dalam saran di akhir bab
V. Penutup, Yusman (2010), menekankan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat
diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa dan jika di masa mendatang akan dilakukan penelitian inkuiri kembali maka
sebaiknya siswa dibiasakan terlebih dahulu dengan model pembelajaran inkuiri.
V.
Referensi
Yusman, A. 2010. “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
Pada Pokok Bahasan Gerak (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMK Bakti Idhata
Cilandak, Jakarta Selatan)”. Jakarta: Program Studi Pendidikan Fisika,
Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
Diambil
dari:
Diambil
Tanggal: 2 Oktober 2013
-M-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar