Jumat, 28 Februari 2014

“ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA OLEH ADE YUSMAN”



TUGAS PERTEMUAN II
MATA KULIAH:
ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu: Dr. Bambang, D.P., M.Pd.

“ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA OLEH ADE YUSMAN”

Description: 1-3acf6b807f.jpg

Oleh: Yohannes Agatha Engel, ST.


PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER –
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN (S2 – PTK)
FAKULTAS TEKNIK – PPs – UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013
“ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA OLEH ADE YUSMAN”


I.                   Pengantar
Analisis ini dilakukan oleh penulis pada hasil penelitian yang telah disusun oleh Yusman (2010) dengan Judul Penelitian: “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMK Bakti Idhata Cilandak, Jakarta Selatan)”. Penelitian yang dilakukan oleh Yusman (2010) ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Analisis ini sendiri dilakukan penulis untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah: Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan yang diampu oleh Dr. Bambang D.P., M.Pd.
Sistematika penulisan pada penelelitian ini merujuk pada penelitian kuasi eksperimen. Dalam materi kuliah: Proses Penelitian Pendidikan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Basuki Wibawa (dalam mata kuliah Metodologi Penelitian), penelitian eksperimen termasuk dalam penelitian komparatif yang merupakan salah satu penelitian yang merujuk pada penelitian kuantitatif.
Pada Bab I ada enam (6) sub-bab yang menjadi pendahuluan daripada penelitian ini. Sub-bab tersebut adalah: Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat Penelitian.
Pada Bab II mengenai Deskripsi Teoritis, Kerangka Pikir, dan Hipotesis ada empat (4) sub-bab, yaitu: Deskripsi Teoritis, Penelitian Yang Relevan, Kerangka Pikir, dan Perumusan Hipotesis.
Pada Bab III berupa Metodologi Penelitian yang meliputi: Metode Penelitian, Waktu dan Tempat Penelitian, Desain Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, dan Teknik Analisa Data.
Pada Bab IV berupa Hasil dan Pembahasan, antara lain: Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol, Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Hasil Kontrol, Rekapitulasi, Pengujian Persyaratan Analisisi Data, Hasil Observasi, dan Penambahan Hasil Penelitian.
Pada Bab V memuat tentang Penutup berupa Kesimpulan dan Saran
Analisis ini dibatasi pada pembahasan tentang penelitian yang dilakukan oleh Yusman (2010) menggunakan model pembelajaran inkuiri tanpa membahas materi yang diajarkan atau yang diujikan dalam penelitian ini serta model atau metode lain yang dijabarkan. 

II.                Analisis Pendahuluan
Latar belakang penelitian yang dilakukan oleh Ade Yusman, S.Pd., ini didasarkan pada sebuah permasalahan yang terjadi pada siswa-siswi (khususnya SMK Bakti Idhata) yang sangat sulit dalam memahami mata pelajaran Fisika. Untuk itu, Yusman (2010) menyatakan bahwa untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk mempelajari Fisika. Yusman, 2010, menegaskan pula bahwa model pembelajaran yang digunakan haruslah sesuai dengan tujuan serta jenis materi yang diajarkan. Dalam hal ini, Yusman (2010) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri sangat tepat digunakan dalam permasalahan seperti ini.
Melihat latar belakang permasalahan maka menurut Yusman ditemukan lima (5) Identifikasi masalah, yaitu:
1.                  Adanya pendapat dari siswa yang beranggapan bahwa materi fisika merupakan materi yang sulit dipelajari.
2.                  Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada umumnya hanya berupa ceramah.
3.                  Guru terlihat sulit dalam memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan serta jenis materi yang diajarkan.
4.                  Guru belum mampu menciptakan proses pembelajaran dengan suasana yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi.
5.                  Proses pembelajaran fisika hanya menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum melalui penyampaian materi semata sehingga hasil belajar siswa rendah.
Agar Penelitian berjalan dengan baik maka Yusman (2010) melakukan pembatasan masalah pada penelitian ini yang dibatasi oleh tiga (3) hal, yaitu: (1). Pembahasan model pembelajaran inkuiri hanya pada mata pelajaran fisika dengan pokok bahasan tentang gerak; (2). Tes hasil belajar berupa ranah kognitif saja; dan (3). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar untuk dijadikan analisis dibatasi pada penerapan model inkuiri bebas yang dimodifikasi.
Perumusan masalah didasari dari identifikasi dan pembatasan masalah maka penelitian ini dirumuskan dalam pernyataan: “Bagaimana pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa siswa pada pokok bahasan gerak.” (Yusman, 2010). Oleh karena itu, tujuan penelitian ini menurut Yusman (2010) adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penerapan inkuiri pada hasil belajar siswa.
Manfaat Penelitian ini seperti dicatat oleh Yusman (2010) adalah sebagai berikut:
1.                  Sebagai bahan input yang menjadi dasar dalam proses pembelajaran bagi Pihak Sekolah agar menyarankan kepada guru-guru untuk melakukan model dan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran.
2.                  Sebagai input alternatif penggunaan metode inkuiri bagi guru untuk menyusun rencana pembelajaran dalam mengajar fisika sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menunjang prestasinya.
3.                  Sebagai input penolong bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajarnya dalam materi pelajaran fisika.
4.                  Sebagai informasi tentang pengaruh penerapan model inkuiri terhadap hasil belajar siswa bagi peneliti.

III.             Analisis Kajian Teori
Untuk menunjang penelitiannya, maka ada beberapa kajian teori yang dicatat oleh Yusman (2010) dalam Sub-Bab II.1., yaitu mengenai Deskripsi Teoritis. Yusman (2010) mendeskripsikan teori tentang model pembelajaran, model pembelajaran inkuiri, metode pembelajaran konvensional, hasil belajar fisika, dan materi ajar tentang gerak lurus. Kajian tentang model pembelajaran inkuiri dijelaskan secara sub-sub bab menjadi pengertian, pembagian, langkah-langkah pelaksanaan, dan keunggulan dan kelemahan inkuiri..
Adapun teori-teori yang digunakan oleh Yusman (2010) dalam deskripsi teoritis ini adalah sebagai berikut:
1.                  Teori Tentang Model.
            Menurut Alberta (dalam Yusman, 2010) -yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Alberta, Focus on Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry-based Learning. (Alberta Learning, Alberta, Canada. 2004) Chapter 2/7- model adalah deskripsi atau representasi fisik yang meningkatkan pemahaman tentang sesuatu yang tidak dapat diamati secara langsung.
2.                  Teori Tentang Model Pembelajaran.
a.       Menurut Marsha (dalam Yusman, 2010) –yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Weil, Marsha. Personal Models of Teaching, (Prentice Hall, inc., Englewood Clifs, New Jersey) h.2- menyatakan bahwa model pembelajaran adalah pedoman dalam membentuk aktifitas pembelajaran serta lingkungan.
b.      Menurut Syah (dalam Yusman, 2010) –yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Muhaibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdkarya, 1997) h.189- menyatakan bahwa model pembelajaran adalah blue print dari mengajar yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan dan  pedoman perencanaan dan pelaksanaan pengajaran serta evaluasi hasil belajar.
c.       Menurut Trianto (dalam Yusman, 2010) –yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h.1- menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran di kelas atau dalam tutorial.
            Trianto (dalam Yusman, 2010) menyatakan bahwa suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteria: Valid, Praktis, dan Efektif. Yusman, 2010, berlandaskan pada deskripsi teoritis tentang model pembelajaran pun menyatakan hal senada yaitu model pembelajaran pada dasarnya adalah suatu rencana atau pola pendekatan yang mempunyai ciri-ciri khusus yang direkayasa untuk desain pembelajaran dalam mencapai tujuan yang isinya meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
3.                  Teori Tentang Model Pembelajaran Inkuiri
a.       Senada dengan materi kuliah: konstruktivisme yang dijelaskan oleh Dr. Bambang D.P., M.Pd.; Susilo –yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Susilo, Inquiry in English For Young Learness Class: Enhancing Children’s Creativity and Critical Thinking. (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, ISSN 0215 9341, Februari 2004) h.35- (dalam Yusman, 2010) pun menyatakan bahwa inkuiri merupakan sebuah model pembelajaran yang diambil dari konsep teori konstruktivisme.
b.      Menurut Schmidt, 2003 –yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Herfis, “Pembelajaran Inkuiri,” artikel diakses pada tanggal 29 Oktober 2009 dari http://herfis.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-inkuiri.html.- (dalam Yusman, 2010) menyatakan bahwa inkuiri adalah proses memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau dengan eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan/rumusan masalah dengan kemampuan berpikir kritis dan logis.
c.       Alberta -yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Alberta, Focus on Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry-based Learning. (Alberta Learning, Alberta, Canada. 2004) Chapter 1/1- (dalam Yusman, 2010) mendefinisikan inkuiri sebagai proses pembelajaran dimana siswa ikut terlibat dalam proses tersebut, merumuskan pertanyaan, menyelidiki secara luas dan kemudian membangun pemahaman baru, sehingga menjadi jawaban atas pertanyaan siswa, dan mengembangkan solusi tersebut  untuk menguatkan suatu sudut pandang.
d.      Teori lain dikemukakan oleh National Science Education Standards -yang dikutip sebagai catatan kaki dalam Diane Jass Ketelhut, Inquiry Learning in Multi-User Virtual Environments, (Harvard Graduate School of Education) h.1- (dalam Yusman, 2010) memandang inkuiri dengan dua pendapat, yaitu: (1). Kemampuan siswa mengembangkan rancangan dan melakukan investigasi ilmiah serta pemahaman akan hakikat penemuan ilmiah dan (2). Strategi belajar mengajar yang menguasai konsep ilmiah melalui investigasi.
            Ada tiga (3) macam cara model pembelajaran inkuiri menurut Sunand dan Trownbridge, 1973, yang dijelaskan dalam pembagian inkuiri oleh Mulyasa (dalam Yusman, 2010), yaitu: (1). Inkuiri Terpimpin (guide Inquiry), dengan adanya pedoman mengenai cara penyusunan, pencatatan data, perencanaan, dan perumusan masalah dibuat oleh guru untuk peserta didik sesuai kebutuhannya; (2). Inkuiri Bebas (free inquiry), dengan melibatkan peserta didik dalam suatu kelompok sesuai pembagian tugasnya untuk melakukan penelitian bebas layaknya ilmuwan; dan (3). Inkuiri Bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry), dengan guru memberikan masalah dan peserta didik diminta untuk memecahkan masalah tersebut melalui observasi, eksplorasi, dan prosedur penelitian yang diajarkan.
            Langkah-langkah pelaksanaan inkuiri menurut Gulo yang dikutip oleh Trianto (dalam Yusman, 2010) adalah sebagai berikut:
a.       Mengajukan pertanyaan atau permasalahan.
Guru menulis masalah di papan tulis dan membimbing siswa/kelompok untuk mampu mengidentifikasi masalah.
b.      Merumuskan hipotesis.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa/kelompok dan membimbing siswa/kelompok untuk memberikan pendapat dalam membentuk suatu hipotesis relevan dan menjadi prioritas investigasi bersama.
c.       Mengumpulkan data.
Guru memberikan kesempatan dan membimbing siswa/kelompok untuk menentukan dan mengurutkan langkah-langkah percobaan/penyelesaian masalah yang sesuai dengan rumusan hipotesis.
d.      Analisis data.
Guru membimbing siswa/kelompok untuk menemukan informasi dalam percobaan/penyelesaian masalah.
e.       Membuat kesimpulan.
Guru memberikan kesempatan kepada setiap siswa/kelompok untuk memaparkan hasil pengolahan data dan menyimpulkannya.
            Kelebihan dari model pembelajaran inkuiri disimpulkan dari dua pernyataan menurut Amin, 1987, dan Roestiyah, 2008 (dalam Yusman, 2010) adalah:
a.       Mendorong siswa agar dapat berpikir dan bekerja atas inisiatif diri sendiri, bersikap jujur, objektif, dan terbuka.
b.      Menciptakan suasana akademik yang merangsang belajar dan mendukung pembelajaran berpusat pada siswa.
c.       Membantu siswa mengembangkan konsep diri yang positif, sehingga siswa mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.
d.      Meningkatkan harapan akan kesempatan siswa untuk mengembangkan ide agar dapat menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri, intuitif, belajar mandiri, dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
e.       Mengembangkan bakat atau kecakapan/keterampilan individual siswa secara optimal.
f.       Memberikan kepuasan hasil belajar siswa yang bersifat intrinsik.
g.      Menghindari gaya belajar menghafal yang biasa dilakukan siswa dan menggunakana ingatan dan transfer pada situasi belajar yang lebih hidup.
h.      Memberikan waktu kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Adapun kekurangan model pembelajaran inkuiri menurut Rostiyah dalam Yusman (2010), adalah:
a.       Diperlukan waktu yang banyak untuk menerapkan inkuiri sehingga sangat tidak sesuai bila digunakan pada sekolah dengan sistem jadwal pembelajaran yang kaku.
b.      Tidak bisa digunakan pada semua bidang mata pelajaran.
c.       Masih banyak siswa lebih suka pada cara belajar tradisional.
d.      Masih banyak siswa yang tidak mau terlibat dalam proses berpikir didalam inkuiri.
            Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ade Yusman, S.Pd., ini tercatat ada dua (2) dalam Yusman, 2010, yaitu: (1). Penelitian oleh Ade Nofi Lastari dengan judul penelitian: “Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa.” dan (2). Widyawati dengan judul penelitian: “Pembelajaran Konstekstual Berbasis Inkuiri terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa.”
            Kerangka pikir penelitian ini dalam Yusman, 2010, berawal dari adanya masalah penelitian yang kemudian melalui penerapan model inkuiri akan diketahui apakah terdapat kesesuaian antara kajian teori dengan hasil penelitian. Jika iya, maka hasil penelitian telah sesuai dengan kajian teori dan langkah selanjutnya adalah memberikan kesimpulan. Namun jika tidak, maka hasil penelitian tidak sesuai dengan kajian teori dan langkah selanjutnya adalah menganalisis lebih lanjut kemungkinan adanya kesalahan prosedur penelitian dalam penerapan model inkuiri atau kemungkinan lainnya.
            Hipotesis Nihil dari penelitian ini adalah tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri padas siswa. Hal ini berarti diperoleh hasil yang sama saja antara penerapan model inkuiri dengan konvensional. Sedangkan, hipotesis alternatif dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri pada siswa. Hal ini berarti sebaliknya dengan hipotesis nihil, dimana hasil belajar siswa dengan model inkuiri diperoleh lebih besar dari model konvensional.

IV.             Analisis Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini adalah perbandingan dari hasil belajar yang terdapat pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas control. Kelas eksperimen adalah siswa kelas X MM 1 dan kelas control adalah siswa kelas X MM 2. Kelas eksperimen adalah kelas yang akan diajar dengan menggunakan model inkuiri dan kelas control akan diajar secara konvensional.
Berdasarkan data pretest diperoleh sebagai berikut:
Tabel 1. Perbandingan Hasil Pretest
No.
Hasil Pretest
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
1
Nilai Terendah
20
15
2
Nilai Tertinggi
40
40
3
Nilai Rata-Rata Kelas
42,6
42,7
4
Persentase Nilai diatas Nilai Rata-Rata
55%
47,5
5
Persentase Nilai dibawah Nilai Rata-Rata
45%
52,5%

Berdasarkan data posttest diperoleh sebagai berikut:
Tabel 2. Perbandingan Hasil Posttest
No.
Hasil Pretest
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
1
Nilai Terendah
40
35
2
Nilai Tertinggi
75
70
3
Nilai Rata-Rata Kelas
59
53,7
4
Persentase Nilai diatas Nilai Rata-Rata
50%
45,16
5
Persentase Nilai dibawah Nilai Rata-Rata
50%
54,84%

Dari analisis hasil penelitian melalui Tabel 1 dan 2 terlihat bahwa hasil penelitian Yusman, 2010, membuktikan bahwa hasil belajar siswa pada kedua kelas tersebut mengalami peningkatan. Namun, dapat diamati bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
            Setelah itu dilakukan pengujian persyaratan analisis data sebelum dilakukan uji analisis data, seperti: Uji Normalitas dan Uji Homogenitas. Dari hasil uji normalitas diperoleh bahwa kedua data berdistribusi normal (Yusman, 2010). Hasil uji homogenitas penelitian ini menyatakan bahwa kedua data homogeny (Yusman, 2010). Karena uji persyaratan analisis data menghasilkan distribusi normal dan homogen maka dalam Yusman, 2010, digunakan rumus uji t untuk analisis data atau hipotesisnya. Hasil uji analisisnya adalah menerima data hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nihil. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar fisika siswa.
            Dari Tabel 4.4. pada penelitian yang dilakukan Yusman, 2010, menunjukkan bahwa 70,31% jumlah indikator yang tercapai, diperoleh dari hasil observasi. Indikator yang dilakukan dalam observasi tersebut meliputi: 12 Indikator Orientasi Siswa pada Masalah, 8 Indikator Mengorganisasikan siswa untuk belajar, 20 Indikator Membimbing Penyelidikan Individu maupun Kelompok, 12 Indikator Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan 12 Indikator Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah.
            Penelitian yang dilakukan oleh Yusman, 2010, terbagi kedalam lima (5) pertemuan. Pertemuan pertama untuk meneliti kemampuan siswa melalui pretest. Pertemuan kedua, ketiga, keempat, kelima menerapkan proses pembelajaran inkuiri, posttest, dan melakukan observasi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Yusman, 2010). Dalam saran di akhir bab V. Penutup, Yusman (2010), menekankan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan jika di masa mendatang akan dilakukan penelitian inkuiri kembali maka sebaiknya siswa dibiasakan terlebih dahulu dengan model pembelajaran inkuiri.

V.                Referensi
Yusman, A. 2010. “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMK Bakti Idhata Cilandak, Jakarta Selatan)”. Jakarta: Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
            Diambil dari:
Diambil Tanggal: 2 Oktober 2013
-M-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar