Senin, 27 Januari 2014

MENJELASKAN CARA KERJA INSTRUMEN PESAWAT UDARA BERDASARKAN TEKANAN UDARA Part-3

Program Studi             : ELECTRICAL AVIONIC (EA)
Standar Kompetensi   : ELECTRONIC INSTRUMENT SYSTEM (EIS)
Kompetensi Dasar  : 3. MENJELASKAN CARA KERJA INSTRUMEN PESAWAT UDARA BERDASARKAN TEKANAN UDARA






Seperti telah dijelaskan sebelumnya pula bahwa Auxiliary Instrument adalah instrumen dan indikator yang memberikan informasi terutama pada kompleks skala besar pada pesawat. Auxiliary Instruments yang bekerja berdasarkan tekanan udara adalah:
1. Landing Gear Position Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui posisi landing gear (roda pesawat).

Gambar 14. Landing Gear Position Indicator

2. Flap Position Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui posisi flap pesawat.

Gambar 15. Flap Position Indicator

3. Accelerometer (G meter)
Instrumen ini berfungsi untuk mengukur akselerasi pesawat terhadap gravitasi pada saat pesawat pitch untuk mengendalikan Center of Gravitation.

Gambar 16. Accelerometer

4. Fatique Meters
Instrumen ini berfungsi untuk mengukur gravitasi terhadap pesawat.

Gambar 17. Fatque Meter

5. Cabin Pressure Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengukur tekanan yang terdapat di dalam kabin pesawat.

Gambar 18. Cabin Pressure Indicator

6. Suction Gague
Instrumen ini berfungsi untuk menunjukkan pengurangan tekanan udara / menunjukkan suatu tekanan kerendahan dari udara.

Gambar 19. Suction Gauge

7. Angle of Attack Incator
Instrumen ini berfungsi untuk menunjukkan sudut serang besar / rendah pada keadaan terbang normal dan besar sudut serang yang sebenarnya, dengan demikian pilot dapat dengan tepat menerbangkan pesawatnya dengan sudut yang paling baik, kecepatan naik yang paling baik atupun terbang jelajah.

Gambar 20. Angle of Attack Indicator


Pressure Measurement Devices telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya melalui bagian engine instrument. Pengukuran dan indikasi sistem terbagi ke dalam 2 kategori utama:
1. Direct – Reading, engine instrument yang sumber tekanannya terhubung langsung.
2.
Remote - Indicating, engine instrument yang terhubung ke sumber tekanan di beberapa titik terpencil, tekanan yang ditransmisikan ke alat ukur melalui cairan khusus atau arus listrik.

Direct – Reading pressure measurement devices dijabarkan melalui empat elemennya, yaitu Bourdon Tube, Diafragma, Capsul, dan Bellow. Sementara Remote – Indicating pengukuran tekanan ini tersedia dalam berbagai bentuk tapi semua memiliki satu fitur umum, mereka terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
1. Unit Transmitter yang terletak pada sumber tekanan
2. Indikator yang dipasang pada panel yang sesuai

Sistem dapat diklasifikasikan dalam dua bagian yang luas, yaitu:
1. Transmisi cair
2. Transmisi listrik

Gambar 21. Synchronous Ttransmission-type pressure indicating system


Gambar 22. AC inductor type pressure Transmission

Gambar 23. Transmisi Cair melalui Transmisi Listrik

Pada pertemuan awal telah dibahas mengenai pengertian Pitot-Static System dan komponennya. Seperti kita ketahui bahwa Tekananan udara  statis berkurang seiring dengan bertambahnya ketinggian. Satuan tekanan: per square inch (psi), inches of mercury (in Hg), dan milibars (mb). Temperature berkurang secara tetap seiring dengan bertambahnya ketinggian sampai pada lapisan tropopause, kemudian sampai stratosphere temperature pada awalnya tetap konstan, lalu betambah ke maksimum  . Standard static pressure pada mean sea level: 14,7 Psi, 1013 mb, 29,92 in Hg. Standard temperature pada mean sea level 15C  dan temperature udara berkurang 1,98C untuk setiap kenaikan ketinggian 1000 ft. ( temperature lapse rate) .
Gambar 24. Karakteristik Atmosfer Bumi

Pitot Static System adalah Suatu sistem dipesawat terbang dimana Total Air Pressure (Pitot Pressure/Dynamic Pressure) dan Static Pressure dari atmosfer dideteksi dan diukur untuk mengetahui:
1. Speed of the aircraft
2. Altitude of the aircraft
3. Rate of altitude change

Komponen dasar sistem Pitot-Tube adalah:
1.      Pitot Tube/Static Vents/Alternate Static Vent.
Type pitot tube umumnya ada dua yaitu: (1). Pitot- Static type: dapat mendeteksi Dynamic pressure dan Static pressure; dan (2). Non Static type: hanya dapat mendeteksi Dynamic pressure saja . Material dari Pitot tube yaitu Beryllium copper.
2.      Line: Pitot Line dan Static Line
3.      Drain System
4.      Pitot Static Instruments
5.      Heater Elements

modul 13.jpg
Gambar 25. Konstruksi Pitot Tube
pitot-staticsyslg.jpg
Gambar 26. Pitot-Static System
pitottube_smaller.jpg
Gambar 27. Pitot-Static

Pada Pitot Tube dilengkapi dengan Heating system untuk mencegah terbentuknya es pada pitot tube (Anti Ice System). Tipe dari Heating system pitot tube :
1. DC power source:
a.  Light and Relay
b.  Ammeter
c.  Magnetic Indicator and Relay
2. AC power source

Total pressure (pitot pressure/head pressure) = Dynamic pressure + Static pressure= ½ ρ.v² + ρ.g.h
Total pressure diperoleh dari gerakan maju pesawat (ACFT fwd motion).
Static pressure = ρ.g.h
Static pressure diperoleh dari perubahan ketinggian posisi pesawat (altitude).

Position Error dapat disebabkan oleh:
-          Posisi instrument (pitot tube/detecting element)
-          Arah aliran udara
-          Turbulence
Akibat dari position error akan terjadi”Dinamic Pressure Effect”. Dynamic Pressure Effect adalah masuknya Dynamic pressure (total pressure) kedalam static pressure akibat dari pergerakan pesawat.


Sumber:  Engel, Y.A. (2013). "Perangkat Kerja Guru: Program Pengalaman Lapangan (PPL), Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT), Universitas Negeri Jakarta". Jakarta: Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi, Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru SMK Kolaboratif Produktif, Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, bekerjasama Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar